GIRSANG
Girsang adalah sebuah marga pada suku batak simalungun.
ASAL-USUL
Opung Girsang pertama,diketahui berasal dari LEHU,Kec.Tigalingga Kab.Dairi. Namun demikian Op. Girsangn tersebut dilahirkan di kampung Nagasaribu/ Sigalingging 6 Km dari Kota Siborongborong arah Lintongnihuta, (Bukan Nagasaribu yang ada di kecamatan Silamakuta, kabupaten Simalungun). Op Girsang tersebut merupakan anak dari OMPU SAKKAP DOLI SIHOMBING LUMBANTORUAN HARIARA/ br SINAGA. Nama kecil Op.Girsang adalah SIGIRSANG Lumbantoruan.
SAUDARA OPUNG GIRSANG
Op.Girsang adalah anak kedua dari 4 (empat) orang bersaudara
1 AMAN SAKKAP Lumbantoruan
2 GIRSANG Lumbantoruan (Op,Girsang)
3 Perempuan Menikah dengan Marga Lubis tinggal di di Butar Bonan Dolok
4 Perempuan Menikah dengan Marga Sigalingging tinggal di Kampung Sigalingging.
Op.Girsang sesudah dewasa dan menikah dengan br Sianturi (Istri I) dari Muara Dolok Sanggul dan Memiliki 2 (dua) orang anak laki-laki yang bernama PAMOLAT dan DATU SANGIM Lumbantoruan Parhariara. Op.Girsang sendiri tinggal di kampung Butar Bonan Dolog dengan pekerjaan Bertani, disamping bertani Op.Girsang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit (dukun) dan pelatih pencak silat.
Dikampung Butar Bonan Dolok, Op.Girsang adalah orang yang sangat dihormati, hargai dan disegani. ini bisa terjadi karena Op.Girsang adalah Orang Sakti, Tegas dan Penyayang (Berdasarkan Penjelasan Marga Nababan, Hulahula Marga Sinaga serta boru dari Lubis dan Sigalingging.
OPUNG GIRSANG MELARIKAN DIRI
Dilatarbelakangi Karena Op.Girsang Lumbantoruan membunuh abangnya yang bernama SIGURU, anak dari TUAN GURU SINOMBA Lumbantoruan Hutagurgur. tindakan ini adalah sebagai satu sikap balas dendam karena abangnya SIGURU telah membunuh SIBADIA HUTA SIANTURI ANAK OMPU RAJAHUTA SIANTURI yang juga Ipar Op.Girsang atau saudara dari Istrinya.
Akibat dari sikap atau tindakan balas dendam yang dilakukan oleh OP.Girsang dengan cara membunuh SIGURU. Op.Girsang dikenakan sanksi oleh Para Pengetua adat Toga Sihombing dan Para pengetaua adat di Siborongborong. Hukuman yang diberikan adalah, Kepada Setiap Keturunan Op.Girsang “TIDAK BOLEH MENGUNDANG DAN DIUNDANG, APABILA ADA PESTA-PESTA ADAT” dan pihak Tuan Guru Sinomba berusaha mencari SiGirsang agar dibunuh karena secara prinsip “HOSA DO ABUL NI HOSA” yang artinya nyawa diganti nyawa.
Mendengar Keputusan itu, maka Op.Girsang melarikan diri dari persembunyiannya yang dilindungi Marga Nababan dan Iparnya Marga Lubis dan Marga Sigalingging. Hingga ahirnya Marga Nababan pun berselisih dengan keturunan Tuan Sinomba karena Nababan memihak Op.Girsang.
OPUNG GIRSANG KE LEHU
Karena situasi dan Kondisi, serta tidak memiliki pilihan apapun, ahirnya Op.Girsang mengambil suatu keputusan yng sangat berat untuk meninggalkan Istri (br Sianturi) dan Anak-anaknya (PAMOLAT dan DATU SANGIM LUMBANTORUAN). Dengan tetesan air mata dan rasa berat di hati ahirnya Op.Girsang meninggalkan mereka dikampung halaman.
Pertama-tama Op.Girsang pergi ke PARAPAT tempat Tulang (Paman) marga Sinaga dan sempat becocok tanam atau bertani mengusahai tanah yang diberikan Tulang marga Sinaga disebut sebagai peninggalanya GIRSANG SIPANGAN BOLON.
Mendapatkan imformasi dari Tulang (Paman) marga Sinaga, iparnya Marga Sigalingging, Marga Nababan. Bahwa keberadaan Op.Girsang di Parapat sudah diketahui oleh Keluarga Op.Tuan Guru Sinomba Lumbantoruan Hutagurgur dan akan segera datang untuk menangkapnya (Op.Girsang). Dengan bantuan dan Solu (Perahu) pemberian Tulang Marga Sinaga ahirnya Op.Girsang meninggalkan Parapat pergi menuju Silalahi yang dianggapnya adalah tempat keselamatannya.
Di Kampung Silalahi, pekerjaan yang dilakukan olej Op.Girsang adalah sebagai Penangkap ikan (Nelayan) atau yang disebut sebagai Partao-tao, kesibukan ini yang membuat perasaan duka berangsur hilang.
Suatu hari, Op.Girsang pergi memancing ikan ditepian Danau Toba Silalahi dan duduk di atas Pungung KURA-KURA BESAR yang dia kira adalah Batu Besar. Perlahan tanpa Op.Girsang sadari, ia sudah bergeser ke tengah danau. ketika Op.girsang Sadar, maka ia meminta KURA-KURA BESAR tersebut untuk menghantar dia kembali ketepi danau. Warga yang Menyaksikan Kejadian tersebut, memberitakan dan menyimpulkan bahwa Op.Girsang adalah Orang SAKTI karena dapat menjinak binatang ikan yang di Danau dapat dia jinakkan, ditambah dengan terungkapnya latar belakang Op.Girsang adalah seorang PEMBUNUH yang berakibat Op.Girsang tidak dapat tinggal menetap di kampung Silalahi. Dari kejadian itu Op.Girsang dijuluki atau diberi gelar PARANTIPA (Kura-kura), serta dikhawatirkan kehadiran Op.Girsang dapat menimbulkan kericuhan atau keonaran serta akan menjadi Penguasa di Kampung tersebut.
Dengan senang hati, Op.Girsang menerima keputusan pengetua penduduk Kampung Silalahi untuk segera meninggalkan kampung tersebut. kemudian Op.Girsang Pergi menuju Daerah Sumbul Sidikalang dan Sampai ke pedalaman yaitu Huta LEHU kec.Tigalingga.Kab.Dairi.
Disana Op.Girsang Menikah dengan Boru Damanik (istri Kedua) dan memiliki anak laki-laki, yang Pertama adalah, Op.Datu Balutan Girsang/br Sinaga tinggal di Nagasaribu Silimakuta, Simalungun.
SILSILAH MARGA GIRSANG
Suku Simalungun dalam sejarah historis memiliki 3 fase kerajaan yangg pernah berkuasa dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah
1. Fase kerajaan yang dua (harajaon na dua) yakni kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih).
2. Fase Kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga).
3. Fase 7 kerajaan (harajaon na pitu) yakni: kerajaan Siantar (Marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak), Tanoh Jawa (marga Sinaga), Raya (marga Saragih Garingging), Purba (marga Purba Pakpak) dan Silimakuta (marga Girsang).
Fase ke -3 ini berkaitan dengan kolonial Belanda di simalungun. Tahun 1907,diadakan perjanjian pendek (korte verklaring) yang intinya tunduknya seluruhnya kerajaan kepada kolonial, maka untuk mempermudah urusan administrasi serta mempermudah politik devide et impera, maka status partuanon dari tiga partuanon Dolog Silou itu dinaikkan statusnya menjadi kerajaan. Yakni kerajaan Silimahuta (Girsang) di Nagaribu, kerajaan Purba (Purba Pak-pak) di Pematang Raya. Raja Silimakuta saat itu adalah Pamoraidoep Girsang.
Sejarah Kerajaan Silimakuta bermula dari seorang Girsang (keturunan Opung/Si Girsang) membantu Tuhan Naga Mariah, Raja Sinaga untuk mengusir musuh Tuhan Naga Mariah dari Siantar. Girsang ini menyuruh penduduk mengumpulkan sebanyak mungkin bermacam- macam duri dan diambilnya cendawan merah, diperasnya dalam air, racunnya diletakkannya pada duri-duri dan diletakkan di sepanjang jalan yang bakal dilalui musuh., sedangkan air yang beracun itu dimasukkannya ke dalam Paya Siantar. Musuh oleh karena itu semuanya mati kena racun.Ia melapor kepada Tuhan Naga Mariah dan berkata, “Nunga mate marsinggalang saribu di dolok i!” (beribu-ribu musuh sudah mati bergelimpangan di gunung itu), sehingga gunung itu dinamakan Dolok Singgalang dan namanyaSaribu Dolok. Girsang lalu kawin dengan puteri dari Tuhan Naga Mariah dan karena ahli mencampur racun dinamai Datu Parulas. Setelah raja itu mati maka Datu Parulas ini naik tahta dan mendirikan kampungnya Naga Saribu yang menjadi ibukota. Kerajaannya dinamainya Si Lima Kuta karena dalam kerajaannya ada lima kampung yaitu:
1. Rakutbesi
2. Dolok Panribuan
3. Saribu Djandi
4. Mardingding
5. Nagamariah
SUB MARGA GIRSANG
Marga Girsang terdiri dari 5 sub marga antara lain :
1. Girsang Jabu Bolon
2. Girsang Na Godang
3. Girsang Parhara
4. Girsang Rumah Parik
5. Girsang Bona Gondang
PURBA = GIRSANG /GIRSANG = PURBA
Op.Linta Girsang (anak pertama Op.Datu Balutan) Op Linta Girsang tertawan oleh pasukan musuh di daerah kerajaan purba, dan dikenakan hukuman mati. tetapi dia (Op.Linta Girsang) dapat meloloskan diri sehingga sampai ke kampung Dolog Saribu kerajaan Panei. Perlu kita ketahui bahwa Op.Linta menikah dengan boru Damanik & boru Saragih dari kedua istri tersebut ia mempunyai keturunan (boru Damanik: Op.Dolim, Op. Rasoin, Op. Huta dan Boru Saragih: Op.Jaudim dan Op.Rajah Purba Girsang, pemakaian Purba Girsang dimulai dari Keturunan Op.Linta Girsang
ASAL-USUL
Opung Girsang pertama,diketahui berasal dari LEHU,Kec.Tigalingga Kab.Dairi. Namun demikian Op. Girsangn tersebut dilahirkan di kampung Nagasaribu/ Sigalingging 6 Km dari Kota Siborongborong arah Lintongnihuta, (Bukan Nagasaribu yang ada di kecamatan Silamakuta, kabupaten Simalungun). Op Girsang tersebut merupakan anak dari OMPU SAKKAP DOLI SIHOMBING LUMBANTORUAN HARIARA/ br SINAGA. Nama kecil Op.Girsang adalah SIGIRSANG Lumbantoruan.
SAUDARA OPUNG GIRSANG
Op.Girsang adalah anak kedua dari 4 (empat) orang bersaudara
1 AMAN SAKKAP Lumbantoruan
2 GIRSANG Lumbantoruan (Op,Girsang)
3 Perempuan Menikah dengan Marga Lubis tinggal di di Butar Bonan Dolok
4 Perempuan Menikah dengan Marga Sigalingging tinggal di Kampung Sigalingging.
Op.Girsang sesudah dewasa dan menikah dengan br Sianturi (Istri I) dari Muara Dolok Sanggul dan Memiliki 2 (dua) orang anak laki-laki yang bernama PAMOLAT dan DATU SANGIM Lumbantoruan Parhariara. Op.Girsang sendiri tinggal di kampung Butar Bonan Dolog dengan pekerjaan Bertani, disamping bertani Op.Girsang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit (dukun) dan pelatih pencak silat.
Dikampung Butar Bonan Dolok, Op.Girsang adalah orang yang sangat dihormati, hargai dan disegani. ini bisa terjadi karena Op.Girsang adalah Orang Sakti, Tegas dan Penyayang (Berdasarkan Penjelasan Marga Nababan, Hulahula Marga Sinaga serta boru dari Lubis dan Sigalingging.
OPUNG GIRSANG MELARIKAN DIRI
Dilatarbelakangi Karena Op.Girsang Lumbantoruan membunuh abangnya yang bernama SIGURU, anak dari TUAN GURU SINOMBA Lumbantoruan Hutagurgur. tindakan ini adalah sebagai satu sikap balas dendam karena abangnya SIGURU telah membunuh SIBADIA HUTA SIANTURI ANAK OMPU RAJAHUTA SIANTURI yang juga Ipar Op.Girsang atau saudara dari Istrinya.
Akibat dari sikap atau tindakan balas dendam yang dilakukan oleh OP.Girsang dengan cara membunuh SIGURU. Op.Girsang dikenakan sanksi oleh Para Pengetua adat Toga Sihombing dan Para pengetaua adat di Siborongborong. Hukuman yang diberikan adalah, Kepada Setiap Keturunan Op.Girsang “TIDAK BOLEH MENGUNDANG DAN DIUNDANG, APABILA ADA PESTA-PESTA ADAT” dan pihak Tuan Guru Sinomba berusaha mencari SiGirsang agar dibunuh karena secara prinsip “HOSA DO ABUL NI HOSA” yang artinya nyawa diganti nyawa.
Mendengar Keputusan itu, maka Op.Girsang melarikan diri dari persembunyiannya yang dilindungi Marga Nababan dan Iparnya Marga Lubis dan Marga Sigalingging. Hingga ahirnya Marga Nababan pun berselisih dengan keturunan Tuan Sinomba karena Nababan memihak Op.Girsang.
OPUNG GIRSANG KE LEHU
Karena situasi dan Kondisi, serta tidak memiliki pilihan apapun, ahirnya Op.Girsang mengambil suatu keputusan yng sangat berat untuk meninggalkan Istri (br Sianturi) dan Anak-anaknya (PAMOLAT dan DATU SANGIM LUMBANTORUAN). Dengan tetesan air mata dan rasa berat di hati ahirnya Op.Girsang meninggalkan mereka dikampung halaman.
Pertama-tama Op.Girsang pergi ke PARAPAT tempat Tulang (Paman) marga Sinaga dan sempat becocok tanam atau bertani mengusahai tanah yang diberikan Tulang marga Sinaga disebut sebagai peninggalanya GIRSANG SIPANGAN BOLON.
Mendapatkan imformasi dari Tulang (Paman) marga Sinaga, iparnya Marga Sigalingging, Marga Nababan. Bahwa keberadaan Op.Girsang di Parapat sudah diketahui oleh Keluarga Op.Tuan Guru Sinomba Lumbantoruan Hutagurgur dan akan segera datang untuk menangkapnya (Op.Girsang). Dengan bantuan dan Solu (Perahu) pemberian Tulang Marga Sinaga ahirnya Op.Girsang meninggalkan Parapat pergi menuju Silalahi yang dianggapnya adalah tempat keselamatannya.
Di Kampung Silalahi, pekerjaan yang dilakukan olej Op.Girsang adalah sebagai Penangkap ikan (Nelayan) atau yang disebut sebagai Partao-tao, kesibukan ini yang membuat perasaan duka berangsur hilang.
Suatu hari, Op.Girsang pergi memancing ikan ditepian Danau Toba Silalahi dan duduk di atas Pungung KURA-KURA BESAR yang dia kira adalah Batu Besar. Perlahan tanpa Op.Girsang sadari, ia sudah bergeser ke tengah danau. ketika Op.girsang Sadar, maka ia meminta KURA-KURA BESAR tersebut untuk menghantar dia kembali ketepi danau. Warga yang Menyaksikan Kejadian tersebut, memberitakan dan menyimpulkan bahwa Op.Girsang adalah Orang SAKTI karena dapat menjinak binatang ikan yang di Danau dapat dia jinakkan, ditambah dengan terungkapnya latar belakang Op.Girsang adalah seorang PEMBUNUH yang berakibat Op.Girsang tidak dapat tinggal menetap di kampung Silalahi. Dari kejadian itu Op.Girsang dijuluki atau diberi gelar PARANTIPA (Kura-kura), serta dikhawatirkan kehadiran Op.Girsang dapat menimbulkan kericuhan atau keonaran serta akan menjadi Penguasa di Kampung tersebut.
Dengan senang hati, Op.Girsang menerima keputusan pengetua penduduk Kampung Silalahi untuk segera meninggalkan kampung tersebut. kemudian Op.Girsang Pergi menuju Daerah Sumbul Sidikalang dan Sampai ke pedalaman yaitu Huta LEHU kec.Tigalingga.Kab.Dairi.
Disana Op.Girsang Menikah dengan Boru Damanik (istri Kedua) dan memiliki anak laki-laki, yang Pertama adalah, Op.Datu Balutan Girsang/br Sinaga tinggal di Nagasaribu Silimakuta, Simalungun.
SILSILAH MARGA GIRSANG
Suku Simalungun dalam sejarah historis memiliki 3 fase kerajaan yangg pernah berkuasa dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah
1. Fase kerajaan yang dua (harajaon na dua) yakni kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih).
2. Fase Kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga).
3. Fase 7 kerajaan (harajaon na pitu) yakni: kerajaan Siantar (Marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak), Tanoh Jawa (marga Sinaga), Raya (marga Saragih Garingging), Purba (marga Purba Pakpak) dan Silimakuta (marga Girsang).
Fase ke -3 ini berkaitan dengan kolonial Belanda di simalungun. Tahun 1907,diadakan perjanjian pendek (korte verklaring) yang intinya tunduknya seluruhnya kerajaan kepada kolonial, maka untuk mempermudah urusan administrasi serta mempermudah politik devide et impera, maka status partuanon dari tiga partuanon Dolog Silou itu dinaikkan statusnya menjadi kerajaan. Yakni kerajaan Silimahuta (Girsang) di Nagaribu, kerajaan Purba (Purba Pak-pak) di Pematang Raya. Raja Silimakuta saat itu adalah Pamoraidoep Girsang.
Sejarah Kerajaan Silimakuta bermula dari seorang Girsang (keturunan Opung/Si Girsang) membantu Tuhan Naga Mariah, Raja Sinaga untuk mengusir musuh Tuhan Naga Mariah dari Siantar. Girsang ini menyuruh penduduk mengumpulkan sebanyak mungkin bermacam- macam duri dan diambilnya cendawan merah, diperasnya dalam air, racunnya diletakkannya pada duri-duri dan diletakkan di sepanjang jalan yang bakal dilalui musuh., sedangkan air yang beracun itu dimasukkannya ke dalam Paya Siantar. Musuh oleh karena itu semuanya mati kena racun.Ia melapor kepada Tuhan Naga Mariah dan berkata, “Nunga mate marsinggalang saribu di dolok i!” (beribu-ribu musuh sudah mati bergelimpangan di gunung itu), sehingga gunung itu dinamakan Dolok Singgalang dan namanyaSaribu Dolok. Girsang lalu kawin dengan puteri dari Tuhan Naga Mariah dan karena ahli mencampur racun dinamai Datu Parulas. Setelah raja itu mati maka Datu Parulas ini naik tahta dan mendirikan kampungnya Naga Saribu yang menjadi ibukota. Kerajaannya dinamainya Si Lima Kuta karena dalam kerajaannya ada lima kampung yaitu:
1. Rakutbesi
2. Dolok Panribuan
3. Saribu Djandi
4. Mardingding
5. Nagamariah
SUB MARGA GIRSANG
Marga Girsang terdiri dari 5 sub marga antara lain :
1. Girsang Jabu Bolon
2. Girsang Na Godang
3. Girsang Parhara
4. Girsang Rumah Parik
5. Girsang Bona Gondang
PURBA = GIRSANG /GIRSANG = PURBA
Op.Linta Girsang (anak pertama Op.Datu Balutan) Op Linta Girsang tertawan oleh pasukan musuh di daerah kerajaan purba, dan dikenakan hukuman mati. tetapi dia (Op.Linta Girsang) dapat meloloskan diri sehingga sampai ke kampung Dolog Saribu kerajaan Panei. Perlu kita ketahui bahwa Op.Linta menikah dengan boru Damanik & boru Saragih dari kedua istri tersebut ia mempunyai keturunan (boru Damanik: Op.Dolim, Op. Rasoin, Op. Huta dan Boru Saragih: Op.Jaudim dan Op.Rajah Purba Girsang, pemakaian Purba Girsang dimulai dari Keturunan Op.Linta Girsang
bagus dan ingat selalu ok
ReplyDeletebagus
ReplyDeletemantap
tingkatkan selalu
mantapp sekali
ReplyDeleteselalu ingat
GIRSANG
ReplyDeleteMANTAP
MANTAP GIRSANG SELALUINGAT
ReplyDeletealani haholonganku pe marga girsang do homani
mantapp terus
ReplyDeletesalam dari niass
ReplyDelete